Mereka hanya menyelesaikan masalah hidup dengan menggunakan akal semata-mata adalah punca utama penyakit mental.
Akibat hati tidak dibaiki, nafsu tidak dijinakkan, maka tekanan hidup, beban kerja atau banyak tanggungjawab, tidak dapat diimbangkan lagi, jadi berlakulah penyakit mental.
Ada kata-kata Hukama agar kita mengikuti kata-kata tersebut "ingat 2 perkara lupakan 2 perkara". Agar akal kita tidak disusahkan dengan memikirkan semua perkara .
Terlalu memikirkan semua perkara?, mari kita 'lihat' senario yang berlaku dalam kehidupan seharian....
Pertama....
Mereka terlalu mengingatkan kebaikan yang mereka telah buat, menyebut-nyebut jasa yang telah dilakukan, menceritakan banyak ibadah yang telah diamalkan kepada umum, mengungkit-ngungkit segala kebajikan. Antara sebab mereka buat begitu adalah untuk dipandang 'hebat', 'menonjolkan diri', agar jasa mereka dibalas, agar mereka terkenal, agar mereka diberi gelaran datuk, agar dapat pingat dan agar 1001 macam agar-agar lagi.
dan
Kedua...
Mereka terlampau mengingatkan kejahatan orang kepada diri mereka. Mereka ingat sangat kata-kata kesat orang kepadanya. Makan tak selera teringatkan orang marah kat dia. Fikirkan sangat orang tak suka dekat dia, ingat sangat orang buat 'derk' dengan dia, ingat sangat sampai tak tidur malam perli atau sindir orang kepadanya. Ingat sangat orang 'unfriend' dia dekat facebook. Ingat sangat ada anak murid tak suka dekat dia sebagai seorang guru. Dari kejahatan yang besar seperti fitnah sehingga kejahatan yang kecil seperti jelingan orangpun dia ingat.
Nampak gayanya, istilah salah berfikir kena diubah dan ditujukan kepada orang seperti dua contoh di atas.
Sedangkan 2 perkara di atas, kita diminta lupa-lupakannya. Bahkan bagi yang membuat jahat kepada kita, kita digalakkan berbuat baik kepada mereka.
Mari saya dedahkan "ingat 2 perkara lupakan 2 perkara" itu.
Kita dikehendaki hanya mengingati 2 perkara saja...
1) Ingat kebaikan orang kepada kita. (Agar kita balas jasa mereka atau setidak-tidaknya kita mendoakan kebaikan untuk mereka)
2) Ingat kejahatan kita kepada orang lain. (Agar kita tidak mengulanginya lagi, kita insaf, bertaubat dan membaiki diri)
Kita diminta melupakan 2 perkara...
1) Lupakan kebaikan kita kepada orang. (Agar kita tidak mengungkit dan agar kita ikhlas berbakti)
2) Lupakan kejahatan orang kepada kita. (Ini yang agak payah dibuat, tapi perlu dilaksanakan agar kita menjadi pemaaf, lebih-lebih lagi yang minta ampun itu terdiri daripada anak-anak, keluarga dan sahabat handai kita)
Akhir kalam....
أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
"Ketahuilah bahawa dengan mengingati ALLAH itu hati akan menjadi tenang"
(Surah Ar Raad: 28)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan